Awas-Garam-apa-dampaknya-pada-kesehatan-kita
DOMINIK-VANYI-HEALTH-NUTRITION
ditulis oleh: : DOMINIK VANYI
AWAS GARAM – Apa dampaknya pada kesehatan kita?

Ilmuwan terkemuka mengatakan: Semua yang telah diberitahukan kepada kalian tentang garam adalah SALAH. Dan ceritanya lebih kompleks daripada dogma bahwa garam itu buruk…

Garam tidak akan memberi Anda serangan jantung – sedangkan konsumsi terlalu sedikit garam akan membuat Anda gemuk dan membawa banyak masalah kesehatan yang lain.

Makan terlalu sedikit garam dapat menyebabkan resisten insulin. Dan seperti kita sudah tau resisten Insulin adalah penyebab Diabetes Tipe-2 dan berbagai gangguan metabolisme yang lain, kata ilmuwan peneliti kardiovaskular terkemuka.

Anjuran dosis harian saat ini menyarankan mengkonsumsi 6 gram Garam perhari. Anehnya Rata-rata orang Korea, misalkan, makan lebih dari 10 gram Garam – namun mereka memiliki tingkat hipertensi dan penyakit jantung koroner terendah di dunia. Jepang kurang lebih sama.

Kenapa mereka permasalahkan Garam?

Selama ratusan ribu tahun dalam evolusi manusia, gak ada masalah dengan garam. Dan kalau kita melihat ke buku-buku lama dari dunia medis, gak pernah garam dipermasalahkan atau di jadikan penyebab penyakit apa pun.

Baru sejak para mantel putih dan para ‘sok-ahli-gizi’ mulai ikut campur tentang apa yang kita makan, garam dijadikan setan.

Sejak lebih dari 40 tahun, kita diberitahu bahwa makan terlalu banyak garam akan membunuh kita. Para mantel putih dan para ‘Sok tau gizi” mengatakan itu sama buruknya terhadap kesehatan kita seperti merokok atau tidak berolahraga.
Dan anjuran pemerintah membatasi kita untuk mengkonsumsi hanya di bawah satu sendok teh sehari.

Suatu ketololan mutlak !

Kita disuruh membatasi garam dalam masakan kita dan tidak menaburkannya pada hidangan kita.

Kita ditakut-takuti bahwa garam bikin kita ketagihan dan bahkan bisa membunuh kita.

Pernah kepikir gak Pak Dokter: Kalau tubuh kita meminta ‘asin-asin’ ia mungkin ada kekurangan garam. Tubuh kita gak bego koq…

Banyak ilmuwan penelitian kardiovaskular terkemuka setuju bahwa dari 500 makalah medis dan studi tentang garam jelas kelihatan bahwa tidak pernah ada bukti ilmiah yang kuat untuk mendukung gagasan diet rendah garam ini.

Terlebih lagi, yang sudah terbukti dalam banyak studi adalah: KEKURANGAN GARAM malah dapat menyebabkan resistensi insulin, meningkatkan penyimpanan lemak dan bahkan dapat meningkatkan risiko diabetes — belum lagi menurunkan gairah seks kita.

Jika Anda memiliki tekanan darah tinggi, atau termasuk dalam kelompok yang dianggap berisiko lebih besar mengalaminya, dokter bahkan menyarankan Anda untuk mengurangi lagi asupan garam hingga dua pertiga sendok teh garam per hari.

Garam-penting-demi-kesehatan-manusia

Benarkah Garam bermasalah?

Garam itu sangat penting loh…!

Garam adalah bagian nutrisi penting sekali yang dibutuhkan tubuh kita untuk hidup. Pembatasan garam itu bertentangan dengan semua naluri alami kita.

Ketika orang diperbolehkan makan garam sebanyak yang mereka suka, mereka cenderung stabil mengkonsumsi sekitar 9 gram garam per hari. Ini berlaku di seluruh dunia, di semua budaya, iklim, dan latar belakang sosial.

Jika Anda merasa sangat ngidam garam gara-gara melakukan diet rendah garam, Anda boleh bernafas lega karena Anda normal. Kebutuhan biologis dong. Iya mirip dengan rasa haus. Kita haus – kita minum.

Manusia pada dasarnya adalah ‘makhluk asin’. Arti nya: Kita menangis garam, kita berkeringat garam dan sel-sel di tubuh kita dikelilingi oleh cairan asin. Tanpa garam kita tidak akan bisa hidup. Dan bukan hanya tubuh kita yang bekerja dengan cara ini.
Bahkan kehidupan sendiri secara evolusi berasal dari laut. Dan anak kecil aja udah tau laut itu asin…

Saking pentingnya garam untuk tubuh, bahkan binatang pun melakukan segala cara untuk memenuhi kebutuhan garam mereka.

Misalnya rombongan gajah di Kenya yang pergi ke goa di Gunung Elgon hanya untuk bisa menjilati kristal garam natrium sulfat di dinding goa. Juga rombongan gorila yang mengikuti gajah, untuk memakan kotoran gajah yang kaya akan kandungan garam. Juga monyet-monyet yang saling membersihkan bulunya, ternyata bukan untuk memakan kutu, tapi karena mereka menikmati rasa asin dari cairan keringat mereka.

Garam merupakan dasar kehidupan sehingga kekurangan garam mempunyai akibat seperti kontrasepsi alami pada semua jenis hewan, termasuk kita.

Diet rendah garam mengurangi gairah seks, menghambat kemungkinan hamil dan mempengaruhi berat lahir bayi. Studi klinis menunjukkan bahwa diet rendah garam dapat meningkatkan risiko disfungsi ereksi, kelelahan, dan memperlambat usia kesuburan wanita.

Tapi kata Dokter: ‘Garam itu jahat’

Jadi mengapa hampir semua dokter memberitahu kita bahwa garam tidak baik untuk kita?

Pandangan medis ortodoks tentang garam didasarkan pada hipotesis langsung, yang mengatakan asupan tinggi garam menyebabkan tekanan darah tinggi – akhir cerita.

Namun pada hakikatnya cerita nya belum berujung disini.

Soal nya seperti banyak teori tentang kesehatan itu terlalu sederhana. Dan teori ini dilandasi pada kesalahpahaman mendasar, yang dijadikan lebih parah oleh sains yang salah.

Hipotesis yang salah berbunyi seperti ini:

Ketika kita makan garam (terlalu banyak), kita menjadi haus, jadi kita minum lebih banyak air. Kemudian kelebihan garam menyebabkan tubuh menahan air itu untuk mengencerkan darah.

Lalu penyimpanan air itu meningkatkan volume darah, yang menyebabkan tekanan darah lebih tinggi. Dan dengan demikian menyebabkan penyakit jantung, stroke, dan gangguan kesehatan serius lainnya.

Meskipun ini masuk akal secara teori, ada masalah: fakta tidak mendukungnya.

Bukti dalam literatur medis menunjukkan sekitar 80 persen orang dengan tekanan darah normal (di bawah 120 / 80) tidak ada peningkatan tekanan darah ketika mereka meningkatkan asupan garam.

Sekali lagi karena begitu fundamental: Peningkatan jumlah garam pada mayoritas orang tidak ada sama sekali membuat tekanan darah naik. Mitos doang!

Di antara mereka yang memiliki pre-hipertensi, atau tekanan darah tinggi, tiga perempatnya tidak sensitif terhadap peningkatan asupan garam. Dan bahkan di antara mereka yang memiliki tekanan darah tinggi, lebih dari setengahnya—sekitar 55 persen—benar-benar kebal terhadap efek garam.

Mitos berbahaya bahwa garam meningkatkan tekanan darah dimulai lebih dari 100 tahun yang lalu, oleh ilmuwan Prancis Ambard dan Beauchard. Mereka mendasarkan temuan studi mereka pada hanya enam pasien.

Peneliti berturut-turut salah menafsirkan dan menyalahgunakan data mereka, membangun teori tanpa dasar yang kuat, dan parahnya mereka mendapatkan perhatian dari media masa! Dan kita sudah tau ‘kan bahwa media masa cuma sekedar cari sensasi, bukan cari kebenaran.

Garam-berbahaya

Kisah seorang Dokter sinting

Pada awal tahun 50an, di Brookhaven National Laboratory di New York, Dr Lewis Dahl bertekad untuk membuat sains sesuai dengan prasangkanya sendiri.

Seorang pria dengan ‘keyakinan kuat’, dia adalah pendukung teori rasial yang mengklaim orang Jepang memiliki tingkat hipertensi yang tinggi sementara suku Inuit tidak – dan ini disebabkan oleh jumlah garam dalam makanan mereka.
Dia mengusulkan untuk membuktikan ini dengan percobaan pada tikus. Namun, seperti yang harus diakui Dr Dahl, tikus normal tidak sensitif terhadap garam. Garam tidak mempengaruhi tekanan darah mereka.

Jadi dia memutuskan untuk memodifikasi mereka secara selektif melalui perkawinan sedarah selama beberapa generasi untuk menciptakan apa yang sekarang dikenal sebagai ‘tikus-peka-garam Dahl’.

Itu benar. Si Dr. Dahl itu menciptakan tikus khusus yang peka terhadap garam di laboratorium dan kemudian menggunakannya untuk membuktikan hipotesisnya bahwa garam mempengaruhi tekanan darah.

‘Kan saya bilang sinting…

Dr. Dahl mempopulerkan gagasan bahwa garam hanyalah penyedap makanan, bukan mineral yang penting.
Dia mengutip studi medis yang, katanya, adalah bukti bahwa manusia dapat bertahan hidup dengan hanya seperempat dari tingkat garam yang direkomendasikan.

Namun melihat lebih jauh makalah yang dipromosikannya sangat mengkhawatirkan: Satu eksperimen tahun 1945 tentang diet rendah garam mungkin malah telah membunuh orang.

Satu pasien yang diberi diet garam terbatas meninggal tak lama kemudian, dan yang lainnya mengalami kegagalan sirkulasi darah yang berkelanjutan dan kolaps. Karena pasokan oksigen dan nutrisi yang tidak memadai ke jaringan – gejala klasik kekurangan garam.

Salah satu eksperimen Dr. Dahl yang paling edan adalah memberikan makanan bayi manusia dengan kandungan garam tinggi kepada tikus khusus yang sensitif terhadap garam. Itu membunuh mereka, yang dinyatakan Dahl sebagai bukti bahwa makanan bayi juga bisa mematikan bagi bayi manusia.

Sudahlah… Cukup dari kesintingan Dokter Yankee ini… Kita beralih ke:

korean-food-1

Makanan Korea… penuh dengan garam

Paradoks Korea

Rata-rata orang Korea makan lebih dari 10 gram Garam sehari. Mereka berpesta tteokguk, sup berbasis kaldu yang penuh garam, dan mereka makan kimchi — kubis yang diawetkan dengan garam — setiap kali makan.

Namun orang Korea memiliki tingkat terendah di dunia untuk hipertensi, penyakit jantung koroner dan kematian karena penyakit kardiovaskular.

Ini dikenal sebagai ‘Paradoks Korea’. Korea Selatan juga memiliki salah satu tingkat kematian akibat penyakit jantung terendah di dunia, bersama dengan Jepang dan Prancis.

Apa kesamaan orang-orang dari ketiga negara ini? Mereka semua makan makanan yang sangat tinggi akan asupan garam.

Diet Mediterania, juga, yang secara luas direkomendasikan untuk menyehatkan jantung, tidak terlalu rendah garam. Kan banyak ikan asin seperti ikan teri dan sarden. Bahkan ketika tekanan darah meningkat, malah ada manfaat dari asupan garam yang lebih tinggi seperti:

– detak jantung yang lebih rendah
– penurunan kadar insulin 
– dan fungsi ginjal yang lebih baik

Kristal putih yang penjahat sebenarnya adalah…

Selama ini kita telah menyalahkan dan membenci Kristal Putih yang salah.

Tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskular dan penyakit ginjal kronis bukanlah disebabkan oleh garam.

Kristal putih yang sebenarnya jahat adalah GULA, bukan garam.

Dan jika Anda ingin memiliki hidup yang panjang dan sehat, hindari gula, bukan garam. Karena kita membutuhkan garam untuk hidup. Sedangkan gula cuma pemanis aja… bukan kebutuhan pokok.

Kita tidak pernah melihat selebaran informasi di tempat praktek dokter umum tentang bahaya nya diet rendah garam.
Tidak juga ada informasi dalam bentuk brosur atau poster yang memberitahukan bahwa justru diet rendah garam membawa berbagai resiko terhadap kesehatan kita..

Efek buruknya dari kekurangan garam terjadi pada hampir semua orang yang membatasi asupan garam.

Beberapa jenis diet dapat menyebabkan kita kekurangan garam dalam tubuh, seperti diet rendah karbo, Keto dan ZeroKarbo. Beberapa obat juga menyebabkan hilangnya garam. Penyakit pada usus termasuk penyakit Crohn, kolitis ulserativa, sindrom iritasi usus besar dan usus bocor juga menurunkan penyerapan garam.

Dan kerusakan ginjal akibat makanan karbohidrat olahan (processed food) dan kelebihan gula akan mengurangi kapasitas ginjal untuk menahan garam.

Kita mungkin menemukan bahwa pedoman rendah garam telah mengakibatkan lebih banyak penyakit jantung daripada yang pernah dicegah. Aneh tapi nyata.

kristal-garam

Kristal putih yang jahat sebenarnya yang mana?

Nah kalau Kekurangan Garam bagaimana?

Asupan garam yang rendah memiliki beberapa efek samping yang memperbesar resiko penyakit jantung, seperti peningkatan detak jantung, gangguan fungsi ginjal, kelenjar tiroid yang kurang aktif, peningkatan kadar insulin — faktor risiko diabetes — serta peningkatan kolesterol.

Hubungan antara tekanan darah tinggi dan garam telah menjadi dogma di masyarakat umum, walaupun tidak benar.

Rendah Garam = Tinggi Berat Badan

Ketika Anda mulai membatasi asupan garam, tubuh Anda akan melakukan apa saja untuk mencoba mempertahankannya.

Sayangnya, salah satu mekanisme pertahanan utamanya adalah meningkatkan kadar insulin, yang dilakukan dengan menjadi lebih resisten terhadap insulin itu sendiri. Tubuh kemudian tidak mampu memindahkan Gula Darah ke dalam sel.

Itu berarti semakin banyak insulin yang dikeluarkan untuk mengontrol Gula Darah. Ini membuat cadangan lemak yang disimpan tubuh terkunci. Artinya tubuh tak pernah sempat pergunakan lemak simpanan. Dan kita menjadi semakin gendut.

Lemak tidak dapat diubah menjadi energi. Lebih buruk lagi, pembatasan garam juga merangsang hormon seperti renin, angiotensin, dan aldosteron. Mereka membantu mempertahankan kadar garam rendah, tetapi mereka juga meningkatkan penyerapan lemak.

Jadi diet rendah garam memaksa tubuh untuk menimbun lemak.

Rendah-Garam---Tinggi-Berat-Badan

Diet rendah garam memicu kegendutan

Tidak heran ‘Makan Lebih Sedikit Bergerak Lebih Banyak’ tidak membuat perbedaan bagi kebanyakan orang.

Tetapi keburukan dari gagasan rendah-garam belum berujung disini. Jika Anda mengurangi asupan garam secara dramatis, Anda juga bisa mengalami kekurangan yodium, karena garam adalah sumber yodium terbaik. Kita membutuhkan yodium untuk fungsi tiroid yang tepat, yang tanpanya laju metabolisme dapat melambat.

Tingkat metabolisme yang lebih lambat menyebabkan tubuh menyimpan lebih banyak lemak, terutama di organ, yang pada gilirannya meningkatkan resistensi insulin. Sekali lagi, hasilnya adalah penambahan berat badan.

Plus, diet rendah garam meningkatkan risiko dehidrasi secara keseluruhan. Itu masalah karena sel yang terhidrasi dengan baik mengkonsumsi lebih sedikit energi.

Sel-sel yang dehidrasi membuat Anda merasa lelah, yang mendorong Anda untuk mengonsumsi lebih banyak kalori. Hasilnya adalah lagi-lagi penambahan berat badan.

Olah raga menjadi semakin sulit dan kita jadi malas lakukan nya. Soalnya tubuh kita tidak dapat mengakses energi yang tersimpan sehingga otak beralih ke keadaan konservasi, mencoba untuk mempertahankan setiap kalori. Akibatnya: malas & lelah.

Berapa banyak garam perlu kita konsumsi?

Jadi berapa banyak garam yang harus kita makan? Orang sehat tidak perlu khawatir kelebihan asupan garam. Tubuh bisa menanganinya.

Penelitian menunjukkan kisaran optimal untuk orang dewasa yang sehat adalah antara 7.5 gram dan 15 gram garam sehari.

Persis nya berapa sulit dipastikan, karena seorang yang banyak aktivitas dan banyak berkeringat pasti akan membutuhkan jauh lebih banyak garam daripada orang jarang keringatan dan tak banyak aktivitas. Tinggi badan dan berat badan juga mempengaruhi kebutuhan garam.

Dengar lah tubuh mu. Ia memiliki ‘termostat garam’ built-in, satu set sensor otak yang saling berhubungan yang memantau pasokan garam dalam upaya untuk menghindari pengaktifan sinyal kelaparan.

Jadi, lain kali kalian merasakan keinginan untuk makan garam, bantulah diri mu sendiri dan menyerahlah padanya. Tubuh mu mengatakan hal-hal ini karena suatu alasan. Iya karena ia butuh garam. Sekali lagi tubuh gak bego koq.

Buang lah rasa bersalahnya—bukan garamnya.

KATA AKHIR

Garam itu jahat dan berbahaya adalah salah satu dari banyak Mitos yang suka di-kwek-kwek oleh para mantel putih dan orang yang sok-ngerti gizi & nutrisi.
Pada hal sains nya kuat bahwa justru kekurangan garam jauh lebih berbahaya daripada kelebihan nya.

Kebanyakan tuduhan yang dibuat pada garam sebenarnya adalah perbuatan dari gula.

Garam merupakan satu mineral yang sangat esensial dan sama sekali tak beralasan untuk mengurangi nya.

Yang perlu anda kurangi adalah kepercayaan pada mitos-mitos yang diciptakan oleh kaum medis yang sekali lagi terbukti tidak memahami bagaimana metabolisme manusia sebenarnya berfungsi.

👉Salam sehat & Ojo Kendor👈

DOMINIK🙏🙏🙏

⛔ STOP DIABESITAS ⛔

Gizi & Nutrisi yang benar

Anda ingin tau mengenai makanan yang optimal demi KESEHATAN kita?

Anda ingin menangani DIABETES MELLITUS tanpa obat?

Anda ingin turun BERAT BADAN dan menjadi lebih fit?

Silahkan join di Facebook Group

Ikuti saya di Media Sosial:

SILAHKAN TEMUKAN ARTIKEL MENARIK LAIN

BAHAYA-KOLESTROL

KOLESTEROL – BAHAYA!?

Katanya Kolesterol tinggi itu bisa bahaya. Iya banyak “katanya…” Tetapi kebenaran tentang Kolesterol beda. Sudah saat nya reputasi Kolesterol dibenarkan.

Karena justru ketidakpahaman tentang Kolesterol yang lebih bahaya daripada Kolesterol itu sendiri.

jet-fuel-lemak-sebagai-bahan-energi-untuk-tubuh-manusia

FATFUEL ITU JETFUEL

Apakah lemak adalah solusi untuk mengatasi Gendut & Gula Darah ? Bukankah lemak malah jelek ? Kok ada yang bilang lemak itu bagus…

Banyak mitos dan ketidakbenaran tentang lemak… Bingung… Gimana sih sebenarnya ?

BUAH-&-SAYUR-sebagai-sumber-Vitamin-&-Mineral

BUAH & SAYUR sebagai sumber Vitamin & Mineral

Hati-hati kalau anda ikut diet low carb atau keto dimana orang gak makan karbo… Soalnya buah & sayur ‘kan kaya akan vitamin & mineral yang dibutuhkan tubuh kita.

Nanti kalau kamu udah gak makan buah dan sayur pasti kamu akan kekurangan vitamin & mineral.

Benar kah atau cuma kwek-kwek ?

2 Komentar

  1. Yun winingsih

    Benar karena sumber vitamin dan mineral dr buah & saayur

    Balas
    • Dominik

      Gak juga sih… Mineral dan Vitamin ada banyak sumber selain buah dan sayur…

      Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pin It on Pinterest

Shares
Share This