Diabetes-sedikit-gak-apa
DOMINIK-VANYI-HEALTH-NUTRITION
ditulis oleh: : DOMINIK VANYI
Diabetes T2 & sedikit gak apa-apa

Indonesia adalah satu negara dimana orang-orang sangat menjaga kedamaian. Dan damai itu jelas indah. Bagian dari sikap ini adalah bahwa manusia Indonesia pada umumnya punya toleransi tinggi.
Dan satu wujud nyata dari toleransi ini adalah sikap: ‘Sedikit gak apa-apa…

Namun sikap: Sedikit-gak-apa-apa memiliki sisi gelap juga. Khusus nya jika diterapkan dalam konteks kesehatan.

Pada artikel ini saya akan membahas bagaimana kebudayaan Indonesia yang pada intinya sangat baik, malah menjadi satu hambatan dalam penanganan penyakit. Khusus nya bagi pengidap Diabetes T2.

Yuk kita simak.

Kebudayaan ‘Sedikit gak apa-apa…’

Kalau saya sebagai orang asing yang menetap di tanah Nusantara ini sejak puluhan tahun di-suruh sebut salah satu aspek kebudayaan Indonesia yang paling menonjol saya pilih sikap:

Sedikit gak apa-apa.
Sedikit melanggar, kurang baik, tapi gak apa-apa…
Sedikit nyeleweng emang gak boleh tapi bisa dimaafkan…
Bohong sedikit kurang bagus sih, cuma gak apa-apa…
Sekali berbuat sesuatu yang kurang baik, iya gak apa-apa

Dan baaaanyak contoh lain dimana jelas kelihatan penerapan dari yang saya sebutkan:
Kebudayaan-sedikit-gak-apa-apa

(Hampir) semua nya bisa dimaafkan.

Dan memang kebudayaan seperti ini membuat masyarakat agak harmonis. Dan memang memaafkan adalah hal yang baik.

TETAPI: Kalau kita berbuat sesuatu yang tak baik demi kesehatan kita sendiri, siapa yang memaafkan? Tak ada fihak lain kepada siapa kita bisa memohon ma’af.

Dan satu lagi. Kalau kita bohong, melanggar, nyeleweng, dll biasa nya yang rugi bukan kita namun orang lain. Sehingga kita bisa mengajukan permohonan maaf kepada orang yang telah kita rugikan.

Tetapi jika kita secara sengaja dan dengan penuh kesadaran membuat kesalahan kepada diri kita sendiri, mau minta maaf sama siapa?
Yang rugi kita sendiri kok …

Menurut saya sih orang yang bohongin diri-sendiri adalah orang paling tolol. Dan ketololan seperti ini punya dampak buruk kepada kita sendiri.

Berdamai dengan Diabetes T2

Anda mau berdamai dengan orang yang merampas harta anda?
Anda mau berdamai dengan orang yang menyakiti anda atau orang kesayangan anda ?
Anda mau berdamai sama orang yang berbuat jahat ?
Anda mau berdamai sama orang yang setiap hari buang sampahnya di depan rumah anda ?

Gak ‘kan?
Tapi kok sama penyakit ganas seperti Diabetes T2 ada yang mau berdamai…

Sinting apa? Iya terserah deh.

Memang ada kondisi atau penyakit lain yang barangkali tidak bisa ditangani, sehingga kita harus mencari cara nya supaya kita bisa tetap hidup ‘normal’ dengan kondisi atau penyakit.

Namun Diabetes Mellitus bukan penyakit seperti itu.
Kita bisa keluar dari cengkraman penyakit itu.
Sama sekali tidak beralasan kita cari damai dan menyerah kepada Diabetes T2 ini.

Maka saya hanya bisa bergeleng kepala bagaimana bisa ada orang yang mau berdamai bahkan bersahabat dengan penyakit Diabetes T2.

Saya sempat mikir apa gerangan sebabnya orang punya sikap seperti ini. Apa mereka bego atau gimana?

Gak sih… Ambil sikap ini menurut hemat saya terjadi karena mereka tidak tau kebenaran tentang Diabetes T2. Mereka terlalu gampang percaya pada fihak tertentu yang ingin membuat kita percaya bahwa Diabetes T2 itu adalah kondisi yang tak dapat diatasi.

Namun fihak yang menyebar dongeng seperti itu tak boleh kita percaya karena mereka tak mementingkan kesehatan kita, namun mereka barangkali mengutamakan keperluan mereka sendiri.

Atasi-Diabetes-T2

Maafkan ku…

Kompromi aja deh

Salah satu cara untuk menghindar terjadi konflik adalah dengan kompromi. Dan bangsa Indonesia yang begitu kaya akan ke-aneka ragaman memang sudah menjadi pintar banget mencari kompromi supaya tak ada yang harus kalah.

Namun mencari kompromi dalam penanganan Diabetes T2 adalah hal yang kurang arif menurut saya.

Maukah anda sakit sedikit saja ?
Maukah anda konsumsi racun sedikit ?

Pelan-pelan aja deh

Banyak teman sudah faham dan menerima bahwa supaya kita bisa lepas dari cengkraman DM maka kita harus menghindari segala jenis makanan dengan kandungan karbohidrat & gula.

Tetapi sebagian orang yang ingin keluar dari cengkraman Diabetes T2 dengan nutrisi dan gizi ambil jalan lambat. Mereka bilang: Pelan-pelan aja turunin kadar Karbo & Gula nya.

Namun hal ini sama sekali tak beralasan dan tidak membawa keuntungan. Anda hanya memperlambat proses nya.

Rugi juga gak sih. Boleh lah, cuma jangan tipu diri mu dengan percaya bahwa pelan-pelan itu lebih bagus. Sama aja dengan percaya ketololan dongeng Glikemik Indeks.

Diabetes T2 dan radikalisme

Walaupun manusia Indonesia sangat mencintai kedamaian, ada cukup banyak unsur radikalisme juga. Saya tak akan sentuh aspek ini karena bersifat terlalu politis.

Saya sendiri pun orang nya sangat anti radikalisme dalam segala aspek .

Namun untuk penanganan Diabetes T2 secara gizi & nutrisi, suatu pendekatan secara radikal lebih baik.

Kenapa?
Karena Diabetes T2 adalah satu kondisi dimana gula & karbohidrat telah menjadi seperti racun bagi tubuh. Maka sebaiknya racun ini dihindar secara ‘radikal’.
Kan sedikit racun tetap lah racun.

Mestinya manusia Indonesia bisa sangat terima dan sangat faham akan prinisip ‘sedikit-pun-tak-boleh’. Karena ‘kan dalam agama Islam juga gak ada istilah ‘sedikit haram gak apa-apa’.

Bukan selama-lama nya kita harus radikal namun sampai tubuh kita sudah bisa lagi ‘urus’ gula & karbohidrat.

Kalau kita sudah punya HBA1C yang bagus selama setahun lah, radikalisme ini boleh disantaikan sedikit demi sedikit.

Diabetes-ganas
Kompromi gara-gara ekonomi

Saya sering dengar argumen bahwa menghindar makanan seperti Nasi, Mie, hasil-2 dari tepung sulit bagi kalangan tertentu gara-gara faktor ekonomi.

Mereka suka bilang: ‘Saya gak mampu membeli makanan hewani terus. Minyak kelapa VCO dan bahan makanan lain, apa lagi mentega beneran sangat mahal, maka saya pakai minyak yang murah saja.’

Iya sih benar. Saya faham bahwa pada pandangan pertama kemahalan bisa dianggap sebagai hambatan.

Namun itu pandangan yang terlalu pendek jarak nya.

Karena ‘punya hobi’ kaya Diabetes T2 atau penyakit lain sebenarnya jauh lebih mahal. Tanyalah pada diri mu: ‘Kematian dini harga nya berapa?’.

Memang murah nya Beras dan makanan instan sulit dikalahkan, namun makanan sehat tak harus semahal anda pikirkan.

Saya kasih satu contoh iya. Kalau anda punya sepeda motor dan anda mengisi dia dengan bahan bakar yang bukan murni bensin namun campuran, apakah mungkin sepeda motor anda tetap jalan? Dan mungkin juga bahan bakar anda jadi nya lebih murah.

Namun lambat-laun mesin nya akan rusak gara-gara bahan bakar yang tak cocok. Dan kemungkinan rusak nya mesin akan jatuh jauh lebih mahal daripada duit yang anda dapat menghemat dengan pakai bahan bakar campuran.

Maka faktor ekonomis nya dijadikan alasan untuk makan ngawur adalah termasuk bo’ong pada diri sendiri.

Kok Gula Darah saya gak mau turun-turun

Sering ada orang yang bertanya sama saya:

“Coach, kok GD saya gak turun-turun”
“Kenapa iya HBA1C tidak sebagus orang lain”
“Aduh di saya susah turunin GD”

Dan biasa nya kalau saya bicara sama mereka langsung lewat WA kita agak cepat menemukan titik permasalahan.

Biasa nya saya tinggal tanya: Bu / Pak kalau anda benar-benar jujur, anda memang 100% ketat dengan ZeroKarbo nya?

Dan biasa nya mereka mengakui kurang lebih sih seperti ini:

“Iya saya masih kadang makan Nasi sedikit”
“Buah saya masih tetap makan, tapi cuma sedikit”
“Kadang-kadang saya terpaksa makan karbo karena lagi ga ada yang lain di rumah”
“Iya sih saya masih sewaktu-waktu makan ini-itu (Karbo lah) tapi jarang”

Dan selalu kalau mereka yang masih suka nyeleweng memperketat dan benar-benar ikut ZK nya, gula nya udah pasti turun sesuai dengan ekspektasi nya.

Iya lagi-lagi sikap: ‘sedikit-gak-apa-apa’ menjadi inti permasalahan.

Demi lengkapnya, perlu dicatat juga bahwa bisa saja ada juga faktor lain yang membuat proses keluar dari cengkeraman Diabetes T2 menjadi agak pelan.

Namun faktor utama adalah tidak ketat atau konsisten dengan ZeroKarbo nya. Sikap dan prinsip: ‘sedikit-gak-apa-apa-lah’ sebab utama atas tidak mencapai nya target….

melawan-Diabetes-T2

Gak mau lain daripada yang lain…

Gak mau menjadi lain daripada yang lain
Salah satu sifat Manusia adalah bahwa manusia kebanyakan mengikut apa saja yang di lakukan sama kawan-kawan dan keluarga sekeliling kita.

Iya kalau semua orang di sekeliling kita mempunyai kebiasaan tertentu, kita cenderung mengikuti kebiasaan mereka.

Kita gak mau jadi ‘aneh’…
Maka kita ikut pola orang lain.
Iya seperti makan pagi, makan siang dan makan malam. Pokok nya makan karena jam, bukan karena lapar.

Dan sama dengan apa yang kita makan. Iya kalau seluruh kampung makan Nasi kita cenderung ikut makan Nasi. Gak enak sih klo kita gak seperti kawan-kawan.

Hal-hal seperti itu fakta dan memang manusia suka ikut-ikutan. Gak mau jadi ‘orang aneh’.

Namun sikap seperti ini dalam penanganan Diabetes T2 menjadi satu kendala besar.

Sehingga anda harus ambil keputusan mana yang lebih penting – kesehatan anda atau menjadi sama dengan yang lain.

Mau ambil jalan tengah ?

Gak akan berhasil. Karena kita balik pada kebudayaan: ‘sedikit-gak-apa-apa’.

Diet Keto dengan Karbo sedikit

Hal paling penting dulu. Saya sama sekali tak keberatan dengan diet KETO. Justru Keto sudah dijamin akan berhasil menangani Diabetes T2.

Namun banyak orang keliru tentang diet Keto yang sebenarnya. Sehingga sebagian besar dari orang yang klaim mereka ikut Diet KETO, mereka sebenarnya cuma ‘sok Keto’.

Masalah nya dalam diet Keto yang sebenarnya diharuskan asupan makanan mengikut formula sebagai berikut: 70% – 75% dari asupan makanan harus dalam bentuk Lemak. 20% – 25% dari Protein dan sekitar 5% Karbo.

Tetapi pada prakteknya kejar sebanyak 70% lemak itu sulit. Sehingga yang terjadi adalah bahwa para ‘sok Keto’ hanya terlalu patok pada bagian 5% karbo.

Apa persis nya 5% Karbo itu sulit dihitung. Dan sesuatu yang sulit, kita cenderung menyederhanakan. Dan penyederhanaan itu bisa disalahartikan: sedikit Karbo itu gak apa.

Dan kalau kita lagi bahas diet Keto, ada satu aspek lagi yang sering kelewat pada kalangan pengidap Diabetes.

Diet Keto sebenarnya tidak dirumuskan khusus untuk mengatasi DM namun untuk memperbaiki metabolisme kita secara general. Namun para pengidap Diabetes T2 punya problem khusus dengan Gula & Karbohidrat. Sehingga lebih baik jangan terlalu kejar 5% karbo yang dibolehkan dalam ajaran Keto, karena sangat mungkin kamu akan tiba pada gula & karbo yang terlalu tinggi bagi kamu.

Engkau kejar-lah lah ZERO Karbo bukan kejar 5% dan engkau pasti akan baik-baik saja.

Bolos Puasa & Nyeleweng ZeroKarbo
Ada pun orang yang punya sikap seperti berikut:

Iya sudahlah saya memang masih makan karbo sedikit. Tapi gak apa2 nanti saya akan memperketat puasa. Itu nanti akan mentiadakan efek nya dari saya sedikit seleweng di Karbo nya.

Ma’af bukan begitu cara kerja ZEROKARBO & PUASA! Dosa menyeleweng dan menipu di Karbo / Gula, tidak bisa ditebus dengan lebih lama atau lebih ketat berpuasa.

Tidak bisa ditukar satu sama yang lain.

Sedangkan kalau anda bolos di puasa atau bahkan sama sekali tidak berpuasa, anda tetap bisa berhasil keluar dari cengkeraman Diabetes T2.
Namun proses nya bisa jadi lebih lama atau bahkan jauh lebih lama.

Keluar-Diabetes

Jalan tengah…

Jalan tengah?

Ada sebagian pengidap Diabetes T2 yang punya pendapat bahwa daripada mengikuti satu metode saja sebaiknya diterapkan sedikit dari metode A dan sedikit dari metode B.

Yang nanti jadinya seperti ini:

Daripada saya mengikut ketat ZEROKARBO saya kurangi saja gula & karbo tapi sekaligus saya juga pakai herbal atau obat dokter juga.

Namun pendekatan seperti ini bakal menjadi sia-sia.

Supaya anda faham inti nya dari permasalahan, saya kasih ibarat.

Bisa kah anda berdansa pada saat yang sama dengan dua lagu yang berbeda?
Bisakah anda ambil sebagian peraturan dari agama A dan sedikit dari agama B ? Bisa kita ikut dua agama yang berbeda pada saat yang sama ?

Jawaban nya sudah jelas ‘kan…

Kalau dalam konteks penanganan Diabetes T2, terjadi hal-hal sebagai berikut:

Andaikata anda lakukan ZK & IF tapi anda tetap pakai obat dokter.
ZK & IF nya jadi agak percuma karena obat dari dokter berlawanan tujuan dengan ZK & IF. Seakan-akan anda mau jalan ke kiri dan ke kanan pada saat yang sama. Jadi mandek…

Bukan saya melawan orang yang ingin menangani Diabetes nya dengan cara dokter. Silahkan saja. Kalau anda mau gantungkan nyawa anda kepada obat, itu memang hak anda.
Atau bagi orang tertentu ada situasi dimana memakai obat untuk beberapa saat adalah cara yang tepat. Namun hanya untuk jangka waktu pendek saja.

Kalau anda mau main herbal, situasi nya kurang lebih sama. Akan tetapi jika anda sudah ketat ZEROKARBO dan anda tambahkan Herbal-herbalan, monggo-monggo saja. Bagi penggemar obat herbal saya punya artikel khusus:

OBAT HERBAL UNTUK MENANGANI DIABETES T2

Pokok nya kalau anda ingin lepas dari cengkraman Diabetes T2 secara alami, anda harus ketat dengan ZEROKARBO nya. Gak ada kompromi – gak ada jalan tengah.

KATA AKHIR

Saya berharap anda sekarang sudah faham kenapa sikap “sedikit-gak-apa-apa’ dalam penangan Diabetes T2 tidak tepat.
Sikap seperti itu bukan hanya bakal memperlambat pencapaian tujuan kesehatan namun malah bisa menggagalkan segala upaya.

👉Salam sehat & Ojo Kendor👈

DOMINIK🙏🙏🙏

P.S.: Artikel ini saya dedikasikan kepada Pak Matsani – salah satu anggota grup STOP DIABESITAS yang telah membentuk sikap OJO KENDOR. Dan OJO KENDOR ini telah dibuktikan menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam penanganan Diabetes T2.

⛔ STOP DIABESITAS ⛔

Gizi & Nutrisi yang benar

Anda ingin tau mengenai makanan yang optimal demi KESEHATAN kita?

Anda ingin menangani DIABETES MELLITUS tanpa obat?

Anda ingin turun BERAT BADAN dan menjadi lebih fit?

Silahkan join di Facebook Group

Ikuti saya di Media Sosial:

SILAHKAN TEMUKAN ARTIKEL MENARIK LAIN

Obati-Diabetes-zero-karbo-Puasa

METODE UNTUK MENGATASI DIABETES MELLITUS

Banyak orang telah minta satu panduan bagaimana bisa mengatasi Diabetes Tipe-2 tanpa obat.

Saya dengan panduan ini ingin memberikan kalian ‘resep-nya’ dan ilmunya supaya kalian gak bergantung pada obat atau fihak lain.

Indeks-Glikemik-apa-itu

INDEKS GLIKEMIK – APA ITU?

KATANYA bagi pengidap Diabetes sangatlah penting mengetahui dan memperhatikan Indeks Glikemik dari suatu makanan. ?

Hal yang sama dianjurkan kepada orang-orang yang ingin menurunkan berat badan.

Apakah benar yang katanya tentang Indeks Glikemik…

Soal-Pankreas-&-Diabetes-Mellitus

SOAL PANKREAS & DIABETES MELLITUS

Penderita Diabetes sering dikasih tau bahwa pankreas mereka telah rusak.

Apakah diagnosa ini memang selalu benar? Belum tentu sih…

4 Komentar

  1. nining mariam

    ilmu yg sangat berharga bagi saya, terimakasih artikel2 nya, saya umur 60 th, sy sedang menjalankan ZK IF

    Balas
  2. Hotlina simsnjuntak( lina simanjuntak)

    Hallo coch sy bernama Lina simanjuntak( lina) sy pengidap DM mengetahui thn 2018 karna sakit perut terus cek kedr.spesislis penyskit dalam gula darah 180 minggu dpn disuruh puasa 10 jam 140 setelah makan 2 jam 180 dan sy rutin cek darah per 1 bln dan sy minum obat diabetes sebelum sarapan pagi rutin dan sy rutin cek darah jg dipraktek dr.umum per 1 minggu saat ini kadang 180 terkadang sy cek 140, 130 ngak stabil dan ditgl 19-8-2021.HbA1C 7,4 % ….gula puasa 145…2 jam setelah makan 219…..dan sy dithn 2021 bln juli( 7) kena covid 19 delta sy tdk minum obat diabetes dari dokter setelah roxen kena bengkak jantung dan sy konsul kedr.jantung minum obat jantungsetisp jam 7 pagi setelah mkn dan ada obat jantung siang jg dan obat pengencer darah dan kolesterol dan obat ditaruh dibawah lidah kl suatu waktu jantungnya sakit dan sy.jg saat ini kena asam urat jari2 tsngan tengah kiri kanan kebas dan bengkak.dan sakit ….sy tinggi bafan 153 berat badan 69 kg dan umur 55 thn dan sy sdh 5 thn kena diabetes mealitus ini dan sy mau ikut fb stop diabetes sy sdh ikut tapi blm dibuka2 fbnya utk sy masih terkunci saat ini yg sy rasakan putus asa karma penyskit sy idap ini ada diabetes, asam urat, asam lambung dsn pola makan sy yg tdk teratur ini nmr wa sy.lina somanjuntak hp.085250589366

    Balas
  3. Wahyu Zaeno

    Luar biasa ulasan coach DV…tambah lagi nih ilmu yg coach berikan, makasih coach udah memberikan ilmu, salam sehat sllu…🤲👍

    Balas
    • Dominik

      Makasih.🙏🙏

      Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pin It on Pinterest

Shares
Share This