Indeks-Glikemik-apa-itu
DOMINIK-VANYI-HEALTH-NUTRITION
ditulis oleh: : DOMINIK VANYI
Indeks Glikemik – apa itu?

KATANYA bagi pengidap Diabetes sangatlah penting mengetahui dan memperhatikan Indeks Glikemik dari suatu makanan. Pilihlah makanan dengan Indeks Glikemik yang rendah biar Gula Darah gak naik tinggi.

Hal yang sama dianjurkan kepada orang-orang yang ingin menurunkan berat badan.

Gimana-gimana? Apa tuh? Maksudnya?

Apakah benar yang katanya tentang Indeks Glikemik…

Yuk, kita cari tau.

Setiap pengidap Diabetes pasti pernah dengar istilah Indeks Glikemik sebagai pertimbangan untuk memilih makanan yang baik untuk pengidap Diabetes.

Dimana-mana para Dokter dan ahli gizi & nutrisi menyuruh kita pilih makanan yang punya Indeks Glikemik yang rendah.

Karena makanan dengan Indeks Glikemik rendah tidak akan membuat Gula Darah naik tinggi. Anak kecil aja sudah tau bahwa Gula Darah yang tinggi adalah musuh bagi setiap penderita Diabetes. Semua betul.

Namun ini bukanlah ujung dari ceritanya Indeks Glikemik. Sebaiknya anda baca sampai selesai. Soalnya anda mungkin akan punya pandangan berbeda tentang saran-saran yang berkaitan dengan pemilihan makanan berdasarkan Indeks Glikemik…

Indeks Glikemik itu apa sih ?

Indeks Glikemik menurut definisi Wikipedia Indonesia:

Indeks Glikemik adalah angka yang menunjukkan potensi peningkatan gula darah dari karbohidrat yang tersedia pada suatu pangan atau secara sederhana dapat dikatakan sebagai tingkatan atau rangking pangan menurut efeknya terhadap kadar glukosa darah.[1] Indeks Glikemik (IG) merupakan ukuran yang digunakan untuk mengindikasi seberapa cepat karbohidrat dalam makanan tertentu diubah menjadi gula (= glukosa). Pengaruh konsumsi pangan terhadap periode tertentu disebut respons glikemik.

Situs-situs lain yang membahas topik gizi & nutrisi semua punya definisi kurang lebih sama.Dan definisi itu memang benar.

Karena begitu penting demi pemahaman konsep IG (Indeks Glikemik), saya ulangi lagi dengan kalimat lain iya:

Indeks Glikemik mengukur kecepatan suatu makanan menjadi Gula Darah. Semakin cepat gula darah mengalir dari perut ke dalam pembuluh darah, maka semakin banyak gula akan berada di dalam darah. Dan semakin banyak gula (glukosa) berada didalam darah pada satu saat semakin tinggi angka GD.

Jelas toh. Kalau belum jelas baca ulang karena semua yang berikut bergantung pada pemahaman sederhana ini.

GD-tinggi-berbahaya
GD tinggi berbahaya.
Ada apa emang dengan terlalu banyak gula dalam darah kita?

Semua orang faham bahwa Gula Darah terlalu tinggi itu berbahaya. Tetapi kenapa bahaya?

Adanya glukosa dalam darah kita sangatlah penting. Begitu penting sehingga tubuh kita malah bisa bikin glukosa (= gula darah) sendiri, jika kita tidak dapat melalui makanan.

Kalau GD terlalu rendah matilah kita.Terlalu tinggi jadi ‘racun’. Repot amat. Emang sih…
Maka Tubuh kita sangat ketat mengontrol kadar gula di dalam darah.

Ternyata seorang dewasa punya kurang lebih 4 liter darah. Di dalam 4 liter itu cuma boleh ada kurang lebih sebanyak satu sendok teh gula nya. Itu gak banyak loh.

Dan satu sendok teh gula dalam darah itu kurang lebih sama dengan angka GD 70 – 100 pada alat ukur GD.

Kalau lebih daripada itu maka bisa terjadi banyak komplikasi.
Satu cara kita bisa memahami persoalan ini adalah dengan kita menganggap GD yang berlebihan sebagai racun. Dan si racun ini membahayakan kesehatan kita.

Kalau GD dalam darah cuma sampai 4 gram semuanya baik-baik saja. Tetapi jika Gula Darah sudah jadi dua atau tiga kali lipat, terjadi keracunan dalam tubuh kita.

‘Kan dua kali lebih banyak itu kurang lebih sama dengan angka di alat ukur GD sampai 140 – 200. Kalau tiga kali terlalu banyak gula itu menjadi 210 – 300 lho…

Demi lengkapnya perlu dicatat bahwa lonjakan Gula Darah sampai 200an untuk periode singkat gak apa-apa. Orang yang bukan Diabetes sesudah makan sesuatu dengan banyak gula juga bisa terjadi lonjakan seperti itu. Tapi gak lama sih. Dalam satu jam kurang sudah turun dan jadi normal kembali.

Baru kalau GD gak turun-turun dan keseringan GD tinggi akan timbul masalah. Dan persis hal ini terjadi baik pada pengidap Diabetes maupun pada orang yang BB kelebihan.

Makanan dengan IG tinggi dibanding yang punya IG rendah

Sekarang kita lihat apa yang terjadi dalam tubuh kita jika kita konsumsi dua jenis makanan dengan kandungan gula atau karbohidrat yang sama tapi Indeks Glikemik beda.

Kita sebut makanan IG TINGGI dan makanan IG RENDAH. Dan sebagai contoh taruhlah dua-dua punya kandungan gula 12 gram (kurang lebih 4 sendok teh).

Makanan IG TINGGI melarut cepat di perut kita sehingga seluruh kandungan gulanya masuk ke dalam darah dalam satu jam saja. Karena aliran gula kedalam darah terjadi cepat maka GD akan naik tinggi. Anggaplah 150. (ini cuma angka sembarangan yang akan beda pada setiap orang). Tapi satu-setengah jam kemudian semua pemasukan glukosa ke dalam sel sudah beres dan angka GD turun kembali ke 90.

Sedangkan makanan IG RENDAH perlu 2.5 jam untuk di larut dan dimasukan GD ke dalam darah. Maka GD nya gak naik begitu tinggi. Mungkin cuma sampai 120 aja.
Tetapi selama 3 jam Gula Darah nya akan berada di angka segitu. Berarti GD menurun secara lebih pelan-pelan.

Pada makanan Indeks Glikemik TINGGI gulanya naik lebih tinggi tapi turunnya lebih cepat. Sedangkan pada makanan Indeks Glikemik RENDAH terjadi gula yang kelebihan dalam pembuluh darah lebih lama. Mungkin sampai 3 jam lah.

Tapi jumlah gula toh sama.

makanan-indeks-glikemik-rendah-

Masing masing buah punya GI yang berbeda

Mana lebih jahat?

Anda sudah faham bahwa gula yang berkelebihan itu jahat. Sekarang mari kita saksikan satu kisah tentang kejahatan. Dalam kisah ini anda menjadi hakim.

Pada satu perusahaan ada dua karyawan yang nakal. Mereka pencuri. Pada pemeriksaan keuangan akhir tahun dua-duanya ketahuan nyuri duit.

Kita kasih nama pada dua pencuri itu iya. Yang satu itu Ibu Nakal dan satu lagi nya Pak Jahat.
Jumlah duit yang mereka selewengkan sama besarnya. Masing-masing nyuri 73 jt Rupiah.
Tapi caranya mereka mencuri beda.

Ibu Nakal ternyata selama satu tahun setiap hari ambil Rp 200.000. Sehingga kerugian bagi perusahaan menjadi 73 juta Rupiah ( 365 hari x 200.000 Rp ).
Sedangkan Pak Jahat pada bulan Mei ambil 30 juta sekaligus dan pada bulan November ia ambil 43 juta Rupiah lagi. Kerugian bagi perusahaan lagi menjadi 73 juta Rupiah.

Kerugian yang dialami perusahaan oleh masing masing pencuri persis sama.

Sekarang tolong engkau jadilah hakim yang adil. Apakah sanksi yang engkau berikan kepada Ibu Nakal berbeda daripada Pak Jahat?

Gak kan? Sama aja perbuatannya. Jumlah duit yang mereka selewengkan toh sama juga.
Saya merasa engkau akan setuju bahwa mestinya mereka dua-dua nya diberikan sanksi yang sama.

Kecuali anda punya cara berfikir seperti Prof. Dr. Amad Be-Goh (Ahli penyakit Diabetes dari Universitas Kepintaran ) & DDr. Yani Gohblog (Ahli nutrisi dari Dptm Kesakitan). Karena jika mereka jadi hakim, Ibu Nakal diberikan sanksi lebih rendah daripada Pak Jahat karena Ibu Jahat mencuri duitnya lebih pelan-pelan.

Apakah itu adil atau tidak, saya serahkan kepada anda untuk disimpulkan.

Andaikan anda mendapat rejeki !!

Ma’af iya. Saya mau kasih satu contoh lagi biar menjadi benar-benar nampak betapa salah konsep Indeks Glikemik itu.

Kalau saya berikan anda 10 juta Rupiah dalam bentuk 100 lembar Rp. 100.000 atau dalam bentuk 1000 lembar Rp. 10.000 ada beda gak?

Sama toh jumlahnya 10 jeti…?!

Tapi menurut ahli nutrisi Ibu Natalia Tohlol & Pak Amat Taubanget, orang yang dikasih seribu kali 10 Ribu Rupiah lebih beruntung.

Kenapa mereka berfikir seperti ini? Mungkin mereka sudah makan terlalu banyak gula sehingga dalam otak jadi lengket-lengket sehingga kemampuan mereka untuk berfikir logis sudah hilang… Tapi ini cuma spekulasi saya aja…

Anak sekola S.D. aja mungkin lebih faham…

Indeks-Glikemik-buat-Diabetes

Mangga & Nasi – Indeks Glikemik mana baikan?

Satu masalah lagi dengan Indeks Glikemik

Pada awal artikel ini ‘kan saya telah berikan anda definisi Indeks Glikemik – yaitu kecepatan satu makanan menjadi GD. Tapi defnisi sebenarnya belum berakhir disini.

Karena jika kita lihat definisi Indeks Glikemik lebih dalam maka sebenarnya menjadi: kecepatan dari 50 gram dari satu jenis Karbo menjadi Gula Darah.

Ribet!? Gak tuh.
Begini: KARBO ada banyak jenis. Bukan hanya satu zat saja. Misalkan jenis karbo yang terdapat dalam nasi beda dengan jenis yang dapat dalam mangga.
Dan karena beda maka juga kecepatan menjadi GD beda juga.

Terus, ‘emang kenapa?

Masalahnya jumlah Karbo total yang kita dapatkan dari satu jenis makanan beda dengan yang lain.

Mari kita lihat satu contoh. Mangga dan Nasi.
Indeks Glikemik masing-masing adalah: Mangga IG: 51 dan Nasi IG: 70 (kurang-lebih tergantung jenisnya)

Kalau kita hanya melihat Indeks Glikemik maka kita dapat simpulkan bahwa Mangga lebih ‘aman’ daripada Nasi.

Namun pada hakikatnya sama sekali tidak sedemikian.

Sekarang kita lihat prakteknya. Anda biasanya makan mungkin satu centong Nasi tuk makan siang sedangkan satu buah mangga sebagai cemilan. Dan ternyata karena kandungan Gula dalam satu buah mangga jauh lebih tinggi maka kenaikan GD dari makan mangga jauh lebih signifikan dibanding kenaikan GD habis makan satu porsi nasi.

Pada hal IG Mangga lebih rendah daripada IG Nasi. Banyak contoh lain seperti yang satu ini.

Gak percaya ? Coba sendiri dong. Ukur GD mu sebelum dan sesudah makan baik mangga maupun nasi.

Yang dapat manfaat dari konsep Indeks Glikemik siapa ?

Mungkin sekarang anda sudah mulai bertanya apa guna nya konsep Indeks Glikemik ini ?
Memang Indeks Glikemik bagi pengidap Diabetes agak tidak berarti. Malah bikin banyak orang keliru.

Tapi konsep Indeks Glikemik sangat baik buat satu fihak lain. Siapa ?

Buat orang marketing yang mau jual produk seperti Nasi Merah, Gula Aren dan banyak produk lain.

Ternyata jutaan orang sudi dibohongi dengan dongeng bahwa Nasi Merah itu lebih baik / lebih aman… Dan bahwa produk seperti Gula Aren O.K. bagi pengidap Diabetes. Bahwa susu Diabetasol baik karena IG rendah. Dan banyak dongeng seperti ini yang lain.

Iya orang marketing memang begitu… masuk akal sih. ‘Mbok jual tomat’ dipasar juga bilang tomat nya dia lebih enak.
Karena tugas nya mereka memang menjual. Apapun caranya. Bisa dimaafkan. Sama-sama cari nafkah lah.

Yang menurut hemat saya tidak boleh dimaafkan adalah kalo para pemakai mantel putih ikut kwek-kwek lagu punyaan orang marketing. Tau ‘kan siapa yang ku maksudkan? Itu lho orang yang mestinya tau karena punya ijazah tapi ternyata gak tau apa2…

Bahkan dengan nyanyi & ber-kwek-kwek membahayakan kesehatan orang…

Iya ‘udalah gak perlu bahas politis disini. Kita balik ke kebenaran dan kesehatan saja.

Indeks-Glikemikbaik

Hati hati anda percaya kwek-kwek tentang GI rendah & tinggi

Sebenarnya cerita soal Indeks Glikemik sudah berujung disini.

Tapi pasti akan ada yang dari ‘armada kwek-kwek’ yang akan bilang itu cuma teori saya saja. Dan emang Si Bule belagu dari Bali tau apa. Masa jadi lebih pintar dari ribuan Profesor dan dokter dan ahli gizi & nutrisi.

Untuk menanggapi argumen mereka mari kita ‘main sains’ aja. Semua sumber yang saya cantumkan di bawah ini berdasarkan studi-studi dari universitas ternama dan dikaji ulang sesuai dengan taraf internasional.

Dalam satu studi mereka kaji 40 pengidap Diabetes T2. 20 orang di antara nya mengikuti diet dan makanan IG rendah, sedangkan 20 lagi ikuti diet dengan makanan IG tinggi. Dan setelah satu tahun HBA1c grup dgn makanan IG rendah dibandingkan dengan grup makanan IG tinggi.

Hasil ? Sama aja HBA1C – gak ada perselisihan.
Kalau mau lihat detail ini link nya:
A Randomized Clinical Trial Comparing Low-Glycemic Index versus ADA Dietary Education among Individuals with Type 2 Diabetes

Ini ada satu studi lagi yang melihat apakah mengikuti diet Indeks Glikemik rendah lebih baik untuk menurunkan BB dibanding diet dengan makanan IG tinggi.
Iya tau, bukan soal Diabetes T2. Tapi bagi orang yang memahami inti sari dari Diabetes T-2 mestinya jadi jelas bahwa bahwa Obesitas dan Diabetes adalah dua muka dari satu koin.

Dan dari studi dimana mereka membandingkan efek terhadap turun BB dengan diet makanan IG rendah dibanding diet IG tinggi sama saja. Hasil dari studi ini juga menunjukan bahwa diet GI tinggi dan GI rendah sama saja khasiatnya.

Sumber: Should obese patients be counselled to follow a low-glycaemic index diet? No.

Dan satu studi lagi: Mereka mengkaji apa ada perbedaan resisten Insulin (= penyebab Diabetes T2) antara grup yang konsumsi diet dengan makanan IG tinggi dan yang konsumsi makanan Indeks Glikemik rendah. Hasil: tak ada beda. Sama aja.

Sumber: Effects of High vs Low Glycemic Index of Dietary Carbohydrate on Cardiovascular Disease Risk Factors and Insulin Sensitivity

Konsep Indeks Glikemik sudah kadaluarsa

Kalau di negara Barat spt di A.S. dan Eropa sudah jarang ada yang pedulikan indeks glikemik karena disana kebanyakan orang baik pasien maupun dokter sudah mengerti hal-hal yang saya utarakan.

Sedangkan di Indonesia masih ada cukup orang yang berpegang kuat konsep Indeks Glikemik yang keliru ini. Bahkan pemerintah pun melalui Departemen Kesehatan menganjurkan untuk pengidap Diabetes Tipe-2 memilih makanan dengan Indeks Glikemik rendah sebagai strategi untuk menangani Diabetes Tipe-2.

Iya apa boleh buat… Memang begitu keadaannya. Iya Indonesia… Negara berkembang… Termasuk berkembang nya Diabetes T2 dengan pesat.

KATA AKHIR

Saya berharap bahwa orang pintar sekarang sudah faham bahwa memilih makanan berdasarkan Indeks Glikemik bukan strategi yang tepat bagi teman yang mau lepas dari Diabetes atau mau nurunin berat badan.

Memang betul bahwa makanan dengan Indeks Glikemik rendah tidak akan membuat angka GD naik seperti makanan dengan Indeks Glikemik tinggi. Namun apakah hal ini membuat makanan dengan Indeks Glikemik rendah menjadi baik untuk pengidap Diabetes, saya serahkan kepada anda untuk disimpulkan sendiri. Anda ‘kan sekarang sudah jadi pintar.

Paling sedikit anda sekarang sudah faham mengenai yang sebenarnya. Saya berharap dan menghimbau anda menyebarkan kebenaran. Karena masih ada ratusan ribu Saudara kita di Indonesia tak akan lepas dari Diabetes atau bahkan ketemu maut gara-gara kwek-kwek yang dengan sangat jelas sudah terbukti tidak benar.

👉Om Swastyastu & Senantiasa sehat👈

DOMINIK🙏🙏🙏

⛔ STOP DIABESITAS ⛔

Gizi & Nutrisi yang benar

Anda ingin tau mengenai makanan yang optimal demi KESEHATAN kita?

Anda ingin menangani DIABETES MELLITUS tanpa obat?

Anda ingin turun BERAT BADAN dan menjadi lebih fit?

Silahkan join di Facebook Group

Ikuti saya di Media Sosial:

SILAHKAN TEMUKAN ARTIKEL MENARIK LAIN

Gula-sehat-bagi-pengidap-Diabetes-Tipe-2_

GULA SEHAT BAGI PENGIDAP DIABETES TIPE-2

Apakah gula Jawa aman bagi orang kena Diabetes Mellitus ? Apakah gula Aren atau madu sehat kalau kena Diabetes Tipe-2 ?

Ini adalah pertanyaan yang sering sekali ditanyakan oleh orang-orang yang telah kena penyakit ganas ini.

KARBOHIDRAT-LEMAK-PROTEIN-MAKRONUTRIEN

KARBOHIDRAT | LEMAK | PROTEIN - Panduan

Masih ada cukup banyak teman yang bingung mengenai KARBO | LEMAK & PROTEIN.

Maka saya telah menulis satu petunjuk supaya anda bisa jadi pintar dalam pemilihan makanan?

jet-fuel-lemak-sebagai-bahan-energi-untuk-tubuh-manusia

FATFUEL ITU JETFUEL

Apakah lemak adalah solusi untuk mengatasi Gendut & Gula Darah ? Bukankah lemak malah jelek ? Kok ada yang bilang lemak itu bagus…

Banyak mitos dan ketidakbenaran tentang lemak… Bingung… Gimana sih sebenarnya ?

4 Komentar

  1. Krisdianto

    Mantap artikelnya suhu, jadi selama ini saya benar gak mau pusing masalah IG

    Balas
    • Dominik

      Tenkyu. Sya senang anda dapat manfaat dari artikel ini.
      Salam sehat – DOMINIK

      Balas
  2. Lindawati

    Trimaksih sdh memberi ilmu yg bermanfaat dan motipasi bagi saya🙏
    Salam sehat dri saya

    Balas
  3. Rajak

    Alloh tunjukkan artikel dan ilmu ini kepada orang 2 yang menuju merubah kesehatan dan menjawab segala permasalahan saya selama ini. Terimakasih orang baik

    Balas

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pin It on Pinterest

Shares
Share This