ditulis oleh: : Chiaki Asaari
Makanan juga mempunyai implikasi jangka panjang terhadap kesehatan kita.
Jadi ternyata bukan hanya terhadap kesehatan fisik aja, tapi juga terhadap kesehatan mental.
Kenapa dan bagaimana?
Baca sampai akhir ya….
Mungkin kamu pernah bertanya-tanya, kenapa susah sekali sih menolak makanan yang manis? Es krim, cake, biskuit, donut, sirup, permen, soft drinks….banyak deh…
Jawabannya sederhana: kebanyakan manusia lahir dalam keadaan memiliki ‘sweet tooth’…senang yang manis.
Iya gitu?
Jadi begini, cerita sedikit yaaa….
Manusia bisa dikatakan hidup kalau otaknya masih berfungsi. Supaya otak bisa berfungsi secara maksimal, maka otak butuh ‘makanan / energi / bahan bakar ’…yaitu terutama Glukosa.
Ternyata otak itu adalah pengguna glukosa terbesar. Kebutuhan otak setiap hari akan glukosa adalah sekitar 20% – 25%.
Karena kebutuhan itulah, manusia memiliki semacam ‘natural instinct’ untuk selalu mencari yang manis. Karena otak ‘kan dirancang untuk membantu manusia bertahan hidup.
Dan…, makanan manis itu kan identik dengan glukosa.
Setiap manusia juga dirancang dengan sensitivitas yang berbeda terhadap berbagai macam rasa. Dan rasa manis adalah yang paling mudah diterima oleh indera pengecap kita.
Alasan lain kenapa rasanya sulit berpisah dari gula adalah, sejak kecil kita sudah dibiasakan makan yang manis-manis oleh orang tua, kakek nenek, om tante atau orang lain.
Inget ga waktu kecil tiap ada acara ulang tahun, pasti ada kue tart, minuman bersoda, juice, permen, coklat atau es krim?
Atau kalau kita lagi rewel, sama orang tua dikasih permen, minuman bersoda atau es krim sebagai ‘sogokan’ agar kita diam dan nurut sama mereka.
Ga aneh kan kalo sampe sekarang kamu jadi susah untuk menolak si ‘pemuas rasa’ ini…
Emang sih ‘si manis’ itu sangat enak…
Sampe-sampe ada kalimat, hidup ini udah pahit makanya kita butuh gula supaya hidup tampak lebih manis…
Eh, hati-hati lho…karena selain manis dan memberikan rasa senang, ternyata gula juga ada sisi gelapnya.
Mari kita bahas.
Emangnya bisa seseorang kecanduan gula?
Gula ‘kan emang banyak dipakai di setiap makanan atau minuman. Mestinya beda dong sama narkoba atau alkohol…
Lagi pula gula ‘kan katanya diperlukan supaya otak bisa tetap berfungsi…
Jadi gini…
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gula mempunyai efek kimia yang sama seperti penggunaan zat adiktif terhadap otak. Artinya gula ternyata bisa bikin ketagihan.
Di dalam otak ada yang disebut Opioid System yang memiliki reseptor. Opioid reseptor ini adalah bagian dari ‘Rewarding System’ di otak kita.
KECANDUAN GULA
Kasih contoh dulu ya…
Pada saat kita makan es krim, kita akan merasakan kepuasan & kesenangan dari situ. Atau saat kita sedang kesal, setelah kita makan kita akan merasa terpuaskan dan tenang. Lalu rasa kesal itu hilang.
Tidak selalu harus dalam keadaan buruk. Dalam keadaan baik pun bisa.
Misalnya saat kita sedang merasa senang karena proyek kita goal, lalu kita memutuskan untuk makan burger atau pizza. Maka rasa puas itu akan semakin besar…atau Bahasa Inggrisnya ‘Amplified’.
Itu semua karena rewarding sistem yang bekerja. Opioid reseptor akan merespon stimulan-stimulan alami yang datang dan memproses nya di otak.
Reward System kita adalah tempat dimana semua emosi kita dihasilkan, seperti rasa marah, sedih, rasa puas, senang, dorongan seksual & insting. Letaknya ada di bagian hypothalamus.
Dan disitu pulalah tempat dihasilkannya neurotransmitter Dopamine.
Tau dong zat dopamine itu apa?
Dopamin berperan dalam mengontrol gerakan yang dilakukan seseorang, serta respons emosional kita. Keseimbangan dopamine yang tepat sangat penting untuk kesehatan fisik dan mental kita.
Dopamin sering juga disebut dengan “Hormon Kebahagiaan”.
Tapi harus diingat bahwa dopamin ini ‘bekerja sama’ dengan hormon lain seperti serotonin. Peranan Serotonin itu yang bisa membuat kita merasa “cukup” atau “puas”. Fungsinya kalau berdampingan dengan dopamin mirip seperti rem.. Contohnya yaitu merasa puas karena telah mencapai suatu target / goal / tujuan.
Gula melepaskan hormon Dopamine
Balik lagi ke soal kecanduan gula….
Pada saat kita makan gula, reward system kita akan terpicu. Akan muncul sensasi yang menyenangkan (dopamine rush). Dan otak kita akan meminta lagi dan lagi… Karena sensasi yang ditimbulkan itu sangat menyenangkan.
Masalahnya, dosis yang dibutuhkan untuk mendapatkan sensasi yang sama akan semakin besar. Makan dengan porsi yang sama tidak akan menimbulkan efek sensasi seperti yang sebelumnya.
Karena itu kita akan makan lebih banyak lagi.
Disinilah benang kusut dimulai…..
Semakin banyak gula yang masuk, akan semakin banyak dopamin yang dihasilkan. Semakin banyak dopamin, mengacaukan kemampuan tubuh untuk menghasilkan serotonin (mood stabilizer).
Dan pada satu titik, otak kita akan mencapai yang disebut Dopamine Desensitivity. (ketidakpekaan terhadap dopamine)
Pada saat kita telah memasuki titik itu, ‘tidak akan ada satu hal pun yang bisa memuaskan diri kita lagi’.
Karena reseptor dopamine di dalam tubuh kita seolah-olah menjadi kebal.
Akibatnya?
Tidak bisa fokus, tidak punya motivasi, tidak bisa tidur, tidak bisa konsentrasi dan paling parah bisa membuat depresi.
Beberapa gejala yang dialami akibat kelebihan dopamine:
- Anxiety
- Sulit tidur
- Kegilaan
- Stress
- Depressi
Karena itu ditekankan pentingnya keseimbangan dopamine yang tepat.
Jadi, mungkinkan kita bisa kecanduan gula?
Sangat mungkin!
Tunggu sebentar…!
Sebelumnya saya harus ngasih tau dulu ya, bahwa saya bukan seorang Neuroscientist.
Tapi saya banyak membantu orang yang membutuhkan bantuan dan konsultasi di bidang kesehatan mental mereka.
Dari pengalaman membantu mereka, saya melihat ada satu benang merah antara permasalahan internal mereka dengan input dari eksternal…yaitu makanan.
Karena itu saya juga memperdalam ilmu mengenai nutrisi.
Kembali ke Laptop…😁😁😁
Paling ENAK – tapi paling BAHAYA: GULA + KARBO
Ternyata, menurut penelitian terakhir, bukan hanya kelebihan gula aja yang mempunyai efek buruk terhadap kinerja otak yang mempengaruhi mental seseorang.
What??
Masih ada lagi?!
Sayangnya memang ada….
Namanya adalah Karbohidrat.
Penelitian terakhir menyebutkan, ternyata bukan gula nya sendiri yang menyebabkan kecanduan. Tapi Glukosa.
Seperti yang kita tau, gula-karbohidrat akan diproses sebagai glukosa di dalam tubuh kita.
Sering liat atau kenal seseorang yang kecanduan junk food?
Pizza, burger,hot dog, KFC, McD dll….
Kalau kamu pernah jalan-jalan atau tinggal di Negara Amerika, kamu bisa menemukan banyak sekali penduduk sana yang ga produktif.
Nongkrong depan TV seharian sambil ngunyah pizza, males ngapa-ngapain, mengalami frustasi, obesitas, ga punya motivasi, depresi dan bahkan banyak yang bunuh diri.
Tau atau kenal dengan anak kecil yang tidak mau makan, kecuali kalau dikasih ayam krispi,mie goreng, atau kentang goreng…atau yang makan cuma sama timun tapi porsi nasinya musti menggunung?
Itu semua adalah bentuk kecanduan.
Dan semua yang saya sebutkan tadi bukan makanan manis lhooo…
Mulai keliatan ga sekarang kemana ini arahnya?
Ya, segala bentuk karbohidrat, terutama refined karbohidrat apabila berlebihan maka akan berbahaya bagi kesehatan mental kita. Apa lagi bagi anak…
Jadi, lain kali kalau kamu tiba-tiba mengalami mood swing, mellow, anxious atau stress, coba diingat-ingat lagi apa saja makanan yang kamu konsumsi. Mungkin itu karena kelebihan asupan karbohidrat.
Saya ga akan bahas hal ini dari sisi metabolisme tubuh. Untuk hal itu biar ‘Sang Coach’ kita aja lah yang menjelaskan…
Sedangkan saya akan bahas dari sisi mental / psikologi.
Ada dua kemungkinan kenapa sampai hal ini terjadi:
Kemungkinan Pertama: Karena “Reward System” kamu yang berteriak-teriak minta asupan karbohidrat yang kemudian akan dijadikan glukosa.
Kemungkinan Kedua: Karena makan kaya nasi dan karbo-karbo lain sudah menjadi “habit”.
Tentu saja bisa…
How?
Untuk kemungkinan yang pertama, apabila kamu sudah mempelajari bagaimana metabolisme tubuh bekerja, tentu saja kamu bisa menghilangkan perasaan khawatir kekurangan glukosa untuk makanan otak.
Sedangkan untuk kemungkinan yang kedua mengenai habit, saya akan menulis artikel khusus..
Singkatnya begini….
Seperti yang udah kamu tau, otak manusia itu dirancang untuk membantu kita bertahan hidup. Dan otak mempunyai sistem sendiri.
Maksudnya…
Pada saat kita melakukan satu hal secara terus menerus, maka otak mengenali hal itu sebagai sesuatu yang “aman” dan biasa. Dari situ kan istilah kebiasaan / habit.
Nah, disaat kita mau melakukan hal yang baru atau belum pernah dilakukan, otak akan menerima hal itu sebagai sesuatu yang “berbahaya”.
Langkah pertama untuk melakukan suatu perubahan adalah hal yang paling sulit.
Yaaah, karena otak terus menerus mengirim sinyal “bahaya-bahaya-bahaya”.
Tapi pada saat kita bisa membulatkan tekad & dengan niat yang kuat untuk berubah, disaat kita mengambil langkah pertama keluar dari “comfort zone”, maka otak akan berkata:
“Oii…ternyata ini aman-aman aja koq!”.
Maka langkah selanjutnya akan menjadi jauh lebih mudah.
Untuk saat ini, yang perlu kalian sadari adalah, berlebihan asupan Karbohidrat mempunyai efek samping terhadap kinerja otak dan mental kita.
That’s the main point!
Saya yakin apabila kamu sudah mengerti tentang hal ini, maka kamu akan hati-hati memasukkan makanan ke dalam mulutmu.
Semoga artikel ini membantu dalam memberikan pemahaman mengenai asupan karbohidrat yang berlebihan agar bisa menghindari “kecanduan”.
Chiaki Asaari
BUKU PANDUAN
SOLUSI DIABETES
Kalahkan DIABETES tanpa Obat atau Herbal
Anda ingin menangani DIABETES T2 secara natural - tanpa OBAT atau HERBAL?
Anda ingin tau bagaimana anda juga bisa cepat kalahkan DIABETES T2 dan KOMPLIKASI TERKAIT?
Silahkan kontak kami melalui WhatsApp untuk mendapatkan BIMBINGAN GRATIS - tanpa syarat apa-apa.
SILAHKAN TEMUKAN ARTIKEL MENARIK LAIN
KEBIASAAN MAKAN MENCERMINKAN MENTAL-MU
Makan itu menyenangkan..
Tapi saat kita sedang merasa sedih, marah, emosi, kita cenderung makan lebih banyak lagi.
Seolah-olah makanan bisa menjadi obat atas semua rasa galau kita.
Artikel ini akan menjelaskan bagaimana hubungan antara makanan dan sisi mental kita.
JUNK FOOD - “SURGA” DUNIA
Junk food sangat sulit ditolak oleh mulut kita. Kita bisa mengkonsumsi makanan-olahan dalam jumlah banyak.
Apakah memang betul-betul enak? Atau ada sisi gelap dan tujuan terselubung?
Disini akan dibongkar semua nya.
CARA SAYA JADI LANGSING DENGAN MAKANAN SEHAT
Pengen jadi langsing?
Tak terhitung udah berapa macam jenis diet yang kamu ikuti. Kamu berhasil turun BB untuk beberapa saat, tapi tak lama kemudian badan kamu kembali melar.
Dalam artikel ini saya akan membagikan tips bagaimana saya bisa menjaga BB saya tetap stabil. Tanpa mengikuti satu metode diet apapun.
Mencerahkan aertklnya